top of page
DJI_0072.JPG

ORIGEN ATRATO BAUDÓ PROYEK REDD+, KOLOMBIA

logo

-Rosa Masjid

COCOMOPOCA

Beberapa keluarga menebang kayu untuk mencari nafkah karena tidak ada pilihan lain untuk bertahan hidup. Jika proyek ini menjangkau mereka, maka mereka akan memiliki alternatif lain dan akan berhenti menebang pohon atau setidaknya melakukannya dengan cara yang lebih terkendali. Karena kebutuhan, masyarakat terkadang terpaksa merusak lahan yang selama ini menjadi sumber kehidupan mereka secara turun-temurun.

15k

MITRA

MASYARAKAT

103,889

HEKTAR

HUTAN DILINDUNGI

8

SPESIES TERANCAM PUNAH YANG BERHASIL DILINDUNGI

343,528

tCO2e EMISI YANG BERHASIL DIHINDARI PER TAHUN

RINGKASAN

Sungai Atrato adalah salah satu sungai utama di Kolombia yang menjadi andalan masyarakat untuk kehidupan mereka sehari-hari. Sungai ini bermula di sekitar kota Quibido, mengalir dengan deras menopang kehidupan di seluruh Chocó, dan akhirnya bermuara di Laut Karibia. Melindungi hutan tropis di dekat asal sungai ini sangat penting untuk menjaga ekosistem. Hutan hujan tropis ini merupakan salah satu hutan dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia, dengan banyak spesies satwa liar seperti Baudó Oropendola, yang tidak ditemukan di tempat lain.

Wilayah kolektif dari tiga Dewan Komunitas yaitu COCOSAI, COCOVICO, dan COCOMOPOCA, terdiri dari keluarga keturunan Afro yang nenek moyangnya adalah budak Afrika yang dibawa oleh orang Spanyol secara massal ke Biogeographic Chocó pada akhir abad ketujuh belas untuk bekerja di pusat-pusat penambangan. Selama bertahun-tahun, mereka telah mengembangkan cara mereka sendiri untuk mengenal dan berinteraksi dengan wilayah tersebut, berdasarkan keyakinan agama dan spiritual, penciptaan pengetahuan etno-ekologis, serta bentuk-bentuk organisasi politik baru yang dilindungi oleh undang-undang Kolombia.

Dengan warisan upaya konservasi yang penuh semangat, komunitas ini dan lainnya mencapai tonggak sejarah pada tahun 2016 ketika sungai Atrato diakui sebagai subjek hak hukum. Pengakuan ini bertujuan untuk memastikan perlindungan, konservasi, pemeliharaan, dan restorasi. Meskipun ada kemenangan hukum ini, kawasan ini terus menghadapi ancaman penggundulan hutan akibat pembalakan liar, ekspansi pertanian yang tidak terencana, dan penambangan emas ilegal.

PROYEK

ANCAMAN TERHADAP HUTAN

Hutan hujan di wilayah Atrato Baudo menghadapi banyak ancaman. Deforestasi yang disebabkan oleh pembalakan liar, ekspansi pertanian, dan penambangan emas mengancam hutan-hutan telah ada sejak lama. Deforestasi di Kolombia disebabkan oleh kombinasi kompleks antara faktor sejarah dan sosial ekonomi. Deforestasi yang disebabkan oleh penebangan liar, ekspansi pertanian yang tidak terencana, dan penambangan emas mengancam hutan-hutan ini. 

 

Meningkatnya industri pertambangan khususnya emas, telah memberikan tekanan lebih besar pada hutan dan area sekitarnya. Teknik penambangan baru dapat mencemari sungai dengan logam berat dan bahan kimia seperti merkuri dan sianida, hal ini dapat meracuni sumber kehidupan ekosistem.

 

Wilayah Atrato Baudo juga mengalami konflik atas kepemilikan lahan dan sumber daya yang seringkali melibatkan masyarakat adat dan Afro-Kolombia. Konflik-konflik ini dapat mengakibatkan perampasan lahan, penggusuran masyarakat, dan degradasi lebih lanjut terhadap hutan hujan.

STRATEGI PROYEK

Menanggapi ancaman yang mengintai hutan Atrato Baudo, komunitas COCOSAI, COCOVICO, dan COCOMOPOCA serta Wildlife Works bersama-sama membentuk Proyek REDD+ Origen Atrato-Baudó (OABRP).

 

Aksi yang dilakukan untuk mengurangi deforestasi dan degradasi hutan di wilayah proyek ini selaras dengan tujuan yang diidentifikasi pada pertemuan pertama dengan masyarakat selama proses Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (PADIATAPA). Aksi ini bertujuan untuk meluncurkan empat kegiatan utama:

 

1) Meningkatan perlindungan hutan dan keanekaragaman hayati

2) Penguatan otonomi wilayah

3) Mengembangan alternatif ekonomi berkelanjutan

4) Adaptasi terhadap perubahan iklim

INFORMASI PROYEK

TANGGAL MULAI: FEBRUARI 2019

RENTANG WAKTU PROYEK: 30 TAHUN

JENIS PROYEK: Menghindari Deforestasi dan/atau Degradasi Tidak Terencana (AUDD)

INFORMASI PROYEK

PENDAFTARAN: VERRA

VERIFIKASI PIHAK KETIGA ☑

decorative vector image
decorative vector image
decorative vector image
decorative vector image

KEANEKARAGAMAN HAYATI

Area proyek merupakan habitat bagi spesies yang terancam punah seperti macaw hijau besar, jaguar, dan Mochilero Baudo (*endemik). Selain melindungi hutan yang ada, anggota masyarakat dan Wildlife Works telah merehabilitasi 471,3 hektar tepian sungai yang sebelumnya rusak akibat penambangan liar. Lebih dari 200.000 bibit dari enam spesies pohon dan semak telah ditanam dan dipantau secara rutin kelangsungan hidupnya.

PENDIDIKAN DAN MELAKUKAN PRAKTIK TERBAIK

Sebanyak 2.148 pemimpin telah menjalani pelatihan komprehensif di bidang REDD+, perubahan iklim, kepemimpinan, kegiatan produktif, konservasi lingkungan, tata kelola, dan kesetaraan gender, dengan 688 di antaranya adalah perempuan. Selain itu, banyak keluarga telah mengadopsi praktik ekonomi baru yang berkelanjutan.

MENCIPTAKAN LAPANGAN PEKERJAAN

4 inisiatif yang dipimpin perempuan memanfaatkan investasi karbon awal untuk mendirikan usaha toko roti dalam lingkup Dewan Komunitas COCOMOPOCA. Selain itu, proyek ini secara langsung telah menciptakan lapangan kerja bagi 56 anggota masyarakat lokal, baik untuk posisi sementara maupun jangka panjang. Inisiatif-inisiatif ini tidak hanya berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi tetapi juga menumbuhkan jiwa kemandirian masyarakat.

SEBANYAK 36 SEKOLAH TELAH DIRENOVASI, 10 SEKOLAH BARU TELAH DIBANGUN, DAN LEBIH DARI 30.000 BEASISWA DIBERIKAN KEPADA SISWA.

Proyek ini telah membawa kemajuan signifikan dalam proses tata kelola masyarakat lokal, mendorong inklusivitas dan kolaborasi. Sejumlah 664 perempuan dan 870 laki-laki berpartisipasi aktif dalam agenda pengambilan keputusan, memastikan representasi yang beragam dan partisipasi yang adil. Selain itu, proyek ini memfasilitasi 8 kasus konsiliasi antar-etnis dan/atau antar-lembaga, yang mendorong keharmonisan dan kerja sama antar kelompok yang berbeda. Tak hanya itu, perumusan dan pembaruan tiga instrumen pemerintahan mandiri telah memberdayakan masyarakat untuk menjalankan otonomi dan menentukan nasib mereka sendiri.

PENCIPTAAN LAPANGAN KERJA BERKELANJUTAN

360 orang telah menerima penghasilan dari kegiatan yang terkait dengan Proyek REDD+, di mana 161 di antaranya adalah perempuan.

DAMPAK

Tiga organisasi mitra yang menjalankan proyek ini terdiri dari keluarga keturunan Afro. Nenek moyang mereka adalah orang Afrika yang diperbudak dan dibawa secara massal oleh orang Spanyol ke wilayah Chocó pada akhir abad ketujuh belas untuk bekerja di pusat-pusat pertambangan di sungai Atrato dan sungai San Juan (Díaz, 2009). Selama bertahun-tahun, masyarakat keturunan Afro telah membangun cara mereka sendiri untuk mengenal dan terhubung dengan wilayah dan alam berdasarkan keyakinan agama dan spiritual, penciptaan pengetahuan etno-ekologis, dan bentuk organisasi politik baru yang diciptakan oleh pemerintah Kolombia.

Proyek REDD+ Asal Atrato-Baudó mencakup 56 dewan lokal yang berkumpul di wilayah kolektif dari tiga Dewan Komunitas terbesar dari komunitas kulit hitam. Komunitas-komunitas ini mewakili 4.686 keluarga dan 13.961 jiwa. Dewan komunitas yang memiliki proyek ini adalah sebagai berikut:

DEWAN MASYARAKAT SAN ISIDRO (COCOSAI)

DEWAN MASYARAKAT UTAMA ORGANISASI PETANI RAKYAT ALTO ATRATO (COCOMOPOCA)

DEWAN MASYARAKAT UTAMA VILLA CONTO (COCOVICO)

CERITA DARI MASYARAKAT

ARTIKEL 01

BEKERJA SAMA

Diego Ramírez dari Association of Indigenous Authorities of Yapú (ASATRIZY) berbagi alasan mengapa dia memilih Wildlife Works sebagai mitra Kerjasama.

Baca selengkapnya

ARTIKEL 2

MUJERES MÚRUI

Temui Victoria Yaci, pemimpin perempuan yang memperjuangkan pemberdayaan perempuan di komunitasnya, Puerto Refugio.

Baca selengkapnya

MASYARAKAT

° Ateles fusciceps

MONYET LABA-LABA

Monyet laba-laba berasal dari hutan tropis Amerika Tengah dan Selatan. Mereka dikenal karena anggota tubuhnya yang panjang serta ekornya yang mampu mencengkeram sehingga dapat memanjat dan berayun dengan gesit di pepohonan. Primata yang lincah ini merupakan makhluk sosial dan menyukai hidup berkelompok sehingga ia kerap memperlihatkan perilaku sosial dan komunikasi yang kompleks. Menariknya, monyet laba-laba tidak memiliki ibu jari dan ini membantu meningkatkan cengkeraman mereka pada dahan. Sayangnya, mereka menghadapi ancaman besar karena habitat mereka yang rusak akibat penebangan hutan, perburuan, dan perdagangan hewan peliharaan ilegal. Oleh karena itu spesies ini terdaftar sebagai spesies yang terancam punah oleh Daftar Merah IUCN.

° Panthera Onca

JAGUAR

Jaguar adalah spesies kucing terbesar di Amerika Selatan yang memiliki makna ekologis, budaya, dan spiritual yang besar. Diperkirakan sekitar 15.000 jaguar tersisa di Kolombia, dan sekitar 170.000 jaguar di Amerika secara keseluruhan. Spesies ini pernah tersebar dari Amerika Serikat bagian selatan hingga Argentina bagian utara, namun penyebarannya telah berkurang setengahnya dan spesies ini punah di beberapa negara, karena ancaman utama berupa hilangnya habitat, perdagangan ilegal, perburuan, dan perubahan iklim.

 °Ara ambiguus

BURUNG MACAW HIJAU BESAR (GREAT GREEN MACAW)

Dengan warna hijau cerahnya, burung macaw hijau besar tidak bisa disamakan dengan burung lainnya. Burung Macaw Hijau Besar merupakan burung beo terberat ketiga di dunia dan dapat hidup hingga 70 tahun. Sebagai burung sosial, burung macaw hijau besar hidup dalam kelompok keluarga yang terdiri dari sekitar lima atau enam individu, yang berpatroli di wilayah jelajah kecil untuk mencari pohon yang menghasilkan buah di mana mereka dapat mencari makan. Karena hilangnya habitat dan perdagangan hewan peliharaan ilegal, spesies ini dianggap sangat terancam punah oleh IUCN.

 ° Psarocolius cassini 

BURUNG BAUDÓ OROPENDOLA

Baudó oropendola adalah burung asli hutan hujan Kolombia. Dengan bulunya yang hitam dan kuning cerah, burung jantan memamerkan sarang-sarang mereka yang menggantung seperti keranjang, ditenun dengan cermat dari tanaman merambat. Kelestarian Burung Baudó Oropendola terancam karena hutan hujan Chocó yang merupakan habitat utamanya, terus mengalami deforestasi akibat penebangan hutan, pertanian, dan pembangunan infrastruktur. Selain itu, perubahan iklim semakin memperburuk kondisi hutan, mengubah keseimbangan ekosistem.

KEANEKARAGAMAN
HAYATI

Proyek REDD+ Origen Atrato-Baudó terletak di area biologis (bioregion) Tumbes-Chocó-Magdalena, juga dikenal sebagai Chocó-Darién, merupakan salah satu dari sepuluh hotspot keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Ekosistem yang dominan di wilayah proyek adalah hutan hujan tropis dataran rendah, memiliki komposisi heterogen dan tingkat endemisme yang tinggi.

 

Menurut Daftar Merah IUCN, wilayah tersebut memiliki spesies yang terancam punah karena habitat mereka telah terfragmentasi dan akhirnya hilang. Melalui kemitraan dengan anggota masyarakat, strategi pemantauan keanekaragaman hayati akan dilaksanakan sehingga dapat melacak perubahan keanekaragaman hayati yang dihasilkan dari kegiatan proyek. Agar pemantauan keanekaragaman hayati dapat dilakukan secara teratur dan berkelanjutan, kapasitas anggota masyarakat terus ditingkatkan melalui berbagai sesi pelatihan.

Lebih dari 113.000 hektar hutan hujan tropis dilindungi.

Wilayah proyek terdiri dari kawasan hutan tropis yang sangat lembab, bertransisi menjadi hutan hujan tropis, ditandai oleh suhu di atas 24°C dan curah hujan berkisar antara 5.000 dan 7.000 mm. Keunikan ekosistem ini memberikan kondisi habitat yang optimal bagi kekayaan keanekaragaman flora dan fauna, menjadikan kawasan ini sebagai salah satu kawasan yang paling memiliki keanekaragaman hayati (the most biodiverse) di dunia. Sayangnya, penggundulan hutan di kawasan ini didorong oleh aktivitas seperti penebangan kayu, perluasan wilayah pertanian, tanaman ilegal, pembangunan yang tidak terencana, pembuatan jalan baru, dan penambangan terbuka.

Spesies tumbuhan yang terancam termasuk Mahoni Kolombia (Cariniana pyriformis), Cedar Spanyol (Cedrela odorata), dan Chaveo (Aniba Perutilis), keduanya memiliki nilai ekologi, medis, dan budaya yang signifikan.

HUTAN

MAI NDOMBE

REPUBLIK DEMOKRAT KONGO/DRC

Di Republik Demokratik Kongo (DRC), proyek REDD+ Mai Ndombe melindungi 300.000 hektar hutan hujan tropis.

Pelajari lebih lanjut

Pelajari lebih lanjut

EKOREGION PASIFIK

KOLOMBIA

Di Ekoregion Pesisir Pasifik Kolombia, kami sedang mengembangkan 3 proyek untuk melindungi 500.000 hektar hutan.

Pelajari lebih lanjut

PROYEK LAINNYA

bottom of page