top of page

Memperkenalkan Peoples Forests Partnership


Kemitraan Baru Level Global, Membuka Peluang bagi Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal untuk Mendapatkan Manfaat Langsung Pembiayaan Iklim dari Dana Swasta


Kolaborasi pertama di industri ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan mendasar dalam pasar: Masyarakat Adat mengelola satu perlima dari karbon hutan tropis dan subtropis serta melestarikan 80 persen dari keanekaragaman hayati dunia, di mana kenyataannya mereka hanya menerima kurang dari satu persen bantuan iklim internasional.


  • Anggota Peoples Forests Partnership berupaya mengumpulkan $20 miliar per tahun pada tahun 2030 melalui investasi swasta langsung dalam proyek konservasi dan restorasi hutan yang dipimpin oleh masyarakar, serta menetapkan standar tinggi untuk mekanisme yang adil, dapat diakses, dan sesuai dengan budaya bagi masyarakat hutan untuk terlibat dalam pembiayaan iklim.

  • Sebagai penjaga hutan tropis, Masyarakat Adat dan lokal (IPLC) merupakan mitra penting bagi pemerintah dan negara-negara untuk mencapai tujuan Perjanjian Paris.


7 November 2021 / The Peoples Forests Partnership, mengumumkan bahwa hari ini di KTT iklim PBB (COP26), mereka mempunyai tujuan untuk mengatasi kekurangan mendasar dalam pembiayaan karbon dengan mengarahkan dana swasta yang signifikan ke masyarakat hutan, sebagai bentuk penghargaan atas upaya mereka dalam menghentikan deforestasi.


Kemitraan ini akan melibatkan organisasi adat, kelompok konservasi, perusahaan, dan investor. Tujuannya adalah mengumpulkan dan mengarahkan miliaran dolar dari investasi swasta dan publik untuk proyek konservasi hutan berbasis masyarakat. Selain menutup kesenjangan ekuitas dalam pembiayaan iklim, kemitraan ini juga mendukung pencapaian target Perjanjian Paris, komitmen iklim sukarela korporat, dan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDCs).

Pengumuman ini menindaklanjuti komitmen yang disampaikan oleh kolaborasi antara pemerintah dan donor filantropi pada 1 November untuk menyalurkan $1,7 miliar kepada IPLC, dengan tujuan meningkatkan perlindungan hak atas tanah. Peoples Forests Partnership akan menyediakan platform tambahan bagi perusahaan dan investor untuk berinvestasi dalam proyek berbasis masyarakat yang berlandaskan konservasi dan restorasi hutan.


Platform ini akan mendukung pembayaran berbasis kinerja (seperti untuk kredit karbon) serta mekanisme pendanaan iklim lainnya, termasuk fasilitas pembiayaan yang khusus fokus pada penguatan tata kelola teritorial, yang akan dikelola oleh anggota kemitraan, Forest Trends.

Peran IPLC dalam Mencapai Tujuan Perjanjian Paris

Masyarakat Adat dan masyarakat lokal (IPLC) berperan penting dalam menjaga cadangan karbon hutan yang sangat besar di seluruh dunia. IPLC mengelola lebih dari seperlima cadangan karbon hutan di negara-negara tropis dan subtropis. Masyarakat adat telah terbukti sebagai pelindung paling efektif terhadap deforestasi tropis. Misalnya, wilayah adat di Amazon hanya kehilangan kurang dari 0,1% stok karbon di atas tanah mereka antara tahun 2003 hingga 2016, dibandingkan dengan 3,6% di wilayah lain.

Namun, upaya perlindungan hutan yang dilakukan oleh IPLC menghadapi tantangan yang semakin berat. Para penjaga hutan harus menghadapi meningkatnya tindakan kekerasan, penindasan politik, serta tekanan deforestasi dan degradasi yang dipicu oleh kebakaran, kepentingan pertanian, penebangan, pertambangan, perampasan tanah, dan aktivitas ilegal lainnya di wilayah mereka. Sayangnya, dukungan finansial bagi masyarakat ini sangat minim. Bantuan internasional untuk perlindungan hutan IPLC hanya mencakup kurang dari 1% dari total Bantuan Pembangunan Resmi (Official Development Assistance) yang dialokasikan untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.


Tujuan dari Peoples Forests Partnership


Peoples Forests Partnership bertujuan untuk mengumpulkan setidaknya $20 miliar per tahun dari investasi sektor swasta jangka panjang dan pendanaan publik, yang akan langsung disalurkan ke proyek-proyek masyarakat hutan pada tahun 2030. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi emisi CO2 dari deforestasi sebesar minimal 2 miliar ton per tahun, melindungi lebih dari 500 juta hektar hutan tropis yang terancam beserta keanekaragaman hayatinya, serta mendukung mata pencaharian dan pengembangan bio-ekonomi bagi lebih dari 50 juta orang di masyarakat hutan.

Dalam setahun ke depan, kolaborasi ini juga akan fokus pada penggalangan dana untuk meningkatkan kapasitas masyarakat yang tinggal di wilayah hutan, sehingga mereka dapat berpartisipasi secara penuh dan merasakan manfaat dari pembiayaan karbon. Selain itu, Peoples Forests Partnership akan mengembangkan instrumen pembiayaan alternatif baru, termasuk untuk hutan yang memiliki nilai karbon tinggi dengan deforestasi rendah yang sulit dibiayai melalui mekanisme yang ada saat ini.

Beberapa anggota Peoples Forests Partnership diantaranya adalah Forest Trends, RECOFTC, Wildlife Works Carbon, Everland, dan GreenCollar. Bersama-sama, mereka mewakili portofolio proyek konservasi hutan berbasis masyarakat di lebih dari belasan negara di Amerika Latin, Afrika, Asia Tenggara, dan Pasifik.

Hingga kini, para anggota telah mendapatkan pendanaan awal untuk portofolio proyek yang akan menghasilkan $2 miliar dalam investasi swasta dan setidaknya 20 juta ton Verified Emission Reductions per tahun. Secara global, pembiayaan ini disalurkan kepada sekitar seperempat juta anggota masyarakat hutan adat dan lokal yang saat ini mengelola lebih dari dua juta hektar hutan tropis.


Panggilan untuk Pernyataan Minat

Mulai hari ini, inisiatif kolaborasi ini secara aktif mengundang pernyataan minat dari organisasi dan individu yang berasal dari masyarakat hutan, sektor bisnis, pemerintah, filantropi, dan masyarakat sipil.

Fase konsultasi ini juga membuka kesempatan bagi para pemangku kepentingan yang berminat untuk memberikan masukan mengenai dokumen yang berkaitan dengan keterlibatan, termasuk kriteria keanggotaan untuk proyek berbasis masyarakat yang memiliki integritas tinggi serta prinsip-prinsip operasional. Dokumen-dokumen rancangan telah disusun melalui konsultasi dengan pimpinan masyarakat adat dan pemangku kepentingan lainnya.


Mateo Estrada dari Organization of Indigenous Peoples of the Colombian Amazon (OPIAC), penulis utama dokumen konsultasi Peoples Forests Partnership Bekerja sama dengan Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal dalam Proyek Pembiayaan Iklim & Konservasi, mengungkapkan:


“Kami, masyarakat adat dari Amazon Kolombia dan Amazon Amerika Selatan, memiliki peran yang sangat penting bagi seluruh umat manusia karena kami menyimpan pengetahuan untuk menjaga alam tetap utuh. Oleh karena itu, masyarakat adat telah memutuskan untuk bekerja sama dengan Peoples Forests Partnership dalam upaya mengarahkan sumber daya secara langsung agar dikelola oleh masyarakat adat. Dengan cara ini, kami berharap dapat meningkatkan kualitas dan taraf hidup kami melalui ekonomi, kesehatan, dan keterampilan, serta memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berpartisipasi dan generasi muda untuk memiliki masa depan yang lebih baik.”


“Kami ingin terlibat dalam gerakan ini, dan kami sudah melakukannya karena kami turut serta dalam perancangannya. Kami berharap perusahaan, pemerintah, dan organisasi internasional dapat mendukung inisiatif besar ini.”

Beto Borges, Director of Forest Trends’  Communities and Territorial Governance Initiative, salah satu anggota kemitraan Peoples Forests Partnership, mengatakan:


“Kami tidak dapat mencapai tujuan Perjanjian Paris tanpa adanya kerja sama dengan masyarakat adat dan komunitas hutan kami. Dunia semakin menyadari adanya kebutuhan kerja sama ini. Kami menyambut baik komitmen pemerintah dan usaha filantropi terbaru untuk meningkatkan bantuan kepada IPLC. Peoples Forests Partnership menyediakan platform tambahan untuk meningkatkan investasi sektor swasta dalam proyek hutan berbasis masyarakat dengan skala yang lebih berarti dan dalam jangka waktu yang panjang.


“Sistem pembiayaan iklim saat ini masih belum dirancang untuk bekerja sama dengan masyarakat adat dan tradisional, padahal mereka seharusnya menjadi yang utama, posisinya sebagai mitra yang setara dalam usaha melawan perubahan iklim. Aliran pembiayaan baru seharusnya langsung disalurkan kepada IPLC dan disertai dengan konsultasi sesuai dengan rekomendasi dalam Cancun Safeguards."

David Ganz dari RECOFTC, salah satu anggota kemitraan Peoples Forests Partnership, mengatakan:

“Pembiayaan iklim yang langsung memberikan manfaat kepada masyarakat hutan sangat terbatas. Sistem seperti REDD+ sulit dipahami oleh masyarakat. Safeguards dan persyaratan untuk persetujuan atas dasar informasi di awal tanpa paksaan sering kali tidak terapkan secara konsisten. Program pembagian manfaat tidak dirancang mempertimbangkan konteks budaya.”

Francisca Arara, Presiden Regional Committee for Indigenous Peoples and Traditional, Governors Climate and Forests Task Force, serta mantan penasihat politik untuk Association of the Movement of Indigenous Agroforestry Agents of the State of Acre, Brasil, mengatakan:

"Akar masalahnya adalah siapa pun yang melakukan deforestasi paling banyak, akan mendapatkan keuntungan paling besar. Sedangkan mereka yang melestarikan, terkadang tidak mendapatkan apa-apa. Situasi ini menggambarkan masalah dalam pendanaan iklim. Masyarakat Adat dan lokal sulit mengakses sumber daya ini. Perempuan adat bahkan menerima lebih sedikit (pendanaan). Dunia perlu mengetahui pekerjaan yang kami lakukan di hutan, untuk iklim, untuk planet, dan untuk dunia. Dunia perlu mengenal budaya kami."


Seraphine Charo, Perwakilan Komite Karbon, Proyek REDD+ Koridor Kasigau Wildlife Works, Marungu, Kenya, mengatakan:

“Ketika anggota masyarakat hutan mendapat pengakuan dari komunitas internasional, hal itu sangat memberdayakan dan memberikan motivasi lebih bagi mereka untuk melanjutkan usaha mereka. Langkah berikutnya adalah memastikan suara mereka didengar dalam diskusi dan pengambilan keputusan tentang konservasi hutan dan perubahan iklim. Selain itu, sangat penting agar pendanaan untuk konservasi hutan benar-benar sampai kepada mereka yang ada di lapangan.”


Mike Korchinsky, Pendiri and CEO Wildlife Works, salah satu anggota kemitraan Peoples Forests Partnership, mengatakan:

“Selama lebih dari 20 tahun, Wildlife Works telah bekerja langsung dengan masyarakat hutan untuk melindungi lingkungan alam mereka, dan kami telah melihat sendiri betapa sulitnya bagi mereka mengakses pembiayaan iklim, serta bagaimana hal itu bisa sangat transformatif ketika mereka berhasil. Kemitraan ini berada dalam posisi yang tepat untuk secara signifikan meningkatkan aliran pembiayaan iklim, baik dari pasar maupun non-pasar, yang langsung disalurkan ke masyarakat hutan, sehingga mereka dapat memainkan peran penting dalam menciptakan solusi global untuk perubahan iklim.”


Joshua Tosteson, Presiden Everland, salah satu anggota kemitraan Peoples Forests Partnership, mengatakan:

"Pada COP26, para pemimpin dunia telah sepakat untuk mengakhiri deforestasi. Namun, bagaimana cara mencapainya? Karena deforestasi dipicu oleh faktor ekonomi, kita hanya bisa menghentikannya jika kita menciptakan nilai yang berarti dan berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan hutan, dengan menjaga hutan tetap lestari—terutama bagi Masyarakat Adat dan masyarakat lokal yang melindungi sebagian besar hutan yang tersisa di dunia. Inisiatif berbasis masyarakat untuk menghentikan deforestasi dan degradasi (REDD+), yang didukung oleh pembiayaan pasar dari sektor swasta, telah berhasil mengurangi ratusan juta ton emisi selama dekade terakhir dengan pendekatan 'bottom-up' yang secara langsung mengatasi penyebab deforestasi di kawasan hutan yang paling terancam. Melalui Peoples Forests Partnership, kami berkomitmen untuk memperluas model yang sukses ini dengan mengakui peran sentral IPLC dalam menghadapi krisis planet kita. Everland bangga menjadi bagian dari kemitraan ini."


Robert O’Sullivan, Penasihat Utama, International Markets GreenCollar Group, salah satu anggota kemitraan Peoples Forests Partnership, mengatakan:

​"Jika IPLC mendapatkan akses langsung dan adil ke pembiayaan iklim, potensi untuk melindungi dan memulihkan hutan global secara cepat dan dalam skala besar sangatlah besar, serta akan membantu mewujudkan janji global untuk menghentikan deforestasi pada 2030. Masyarakat Adat dan lokal tidak hanya terlibat dalam proyek-proyek kecil yang terisolasi, mereka mengelola simpanan karbon hutan global yang setara dengan setidaknya 33 kali emisi energi dunia pada tahun 2017. Namun, angka ini bahkan belum sepenuhnya mencakup seluruh jumlah karbon yang mereka kelola. Hutan-hutan ini akan berisiko jika kita tidak segera mendukung masyarakat-masyarakat tersebut dalam upaya perlindungan mereka."


Untuk media dapat menghubungi: Genevieve Bennett, +1 202 298 3007 / gbennett@forest-trends.org

Sumber-sumber:

[1] Frechette, Alain, et al. A Global Baseline of Carbon Storage in Collective Lands. Rights and Resources Initiative, 2018.

[2] Walker, Wayne S., et al. "The role of forest conversion, degradation, and disturbance in the carbon dynamics of Amazon indigenous territories and protected areas." Proceedings of the National Academy of Sciences 117.6 (2020): 3015-3025. https://www.pnas.org/content/pnas/117/6/3015.full.pdf

[3] Rainforest Foundation Norway, Falling Short: Donor funding for Indigenous Peoples and local communities to secure tenure rights and manage forests in tropical countries (2011–2020). Rainforest Foundation Norway, 2021.


bottom of page