top of page

Mendorong Semangat Membaca di Tengah Keterbatasan

  • tamaraanisa4
  • 3 hari yang lalu
  • 2 menit membaca

Di desa Batampang, di mana akses terhadap pendidikan masih sangat terbatas, Wildlife Works Indonesia (WWI) mendirikan taman baca sebagai bagian dari upaya untuk mendorong literasi dan kesadaran lingkungan di kalangan anak-anak. Sejak awal, inisiatif ini mendapat sambutan hangat dari masyarakat, terutama dari Ibu Husna, seorang relawan pengajar yang berperan penting dalam mengorganisir kegiatan taman baca dan mendorong anak-anak untuk belajar di luar ruang kelas.


Bagi Ibu Husna, pendidikan adalah kunci dalam membentuk masa depan anak-anak. Di Batampang, akses terhadap buku dan aktivitas belajar terstruktur di luar sekolah masih sangat minim. Menyadari pentingnya inisiatif ini, Ibu Husna menjadi salah satu orang pertama yang mendukung secara aktif di tingkat desa. Ia turut mengembangkan taman baca menjadi ruang yang nyaman bagi anak-anak untuk membaca, meminjam buku, dan berdiskusi. Seiring waktu, ruang ini berkembang menjadi lebih dari sekadar tempat membaca, ia juga menjadi media untuk memperkenalkan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan melalui kegiatan sederhana, seperti pengelolaan sampah dan menjaga kebersihan sekitar.


Namun, menjalankan inisiatif ini tentu tidak tanpa tantangan. Salah satu kendala terbesar adalah banjir yang kerap melanda desa membuat koleksi buku berisiko rusak, sehingga penyimpanan yang aman menjadi sangat penting. Selain itu, jumlah buku yang tersedia juga masih sangat terbatas Hingga kini, taman baca telah berhasil mengumpulkan sekitar 200 buku yang berasal dari donasi WWI, kontribusi individu, serta dari lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang literasi. Meskipun jumlah ini sudah membantu, kebutuhan akan bahan bacaan terutama untuk anak usia dini masih sangat tinggi.


Agar lebih banyak anak dapat menikmati manfaat dari taman baca ini, Ibu Husna turut mendukung pengembangan taman baca kedua di lingkungan lain. Untuk menjangkau anak-anak yang tinggal terlalu jauh dari lokasi utama, ia dan tim juga memulai perpustakaan keliling yang membawa buku ke berbagai titik di desa dengan menggunakan sepeda.


Inisiatif perpustakaan keliling ini mendapat sambutan hangat, tak hanya oleh anak-anak, tetapi juga para orang tua yang turut meminjam buku bertema memasak, pengasuhan anak, hingga keterampilan hidup sehari-hari. Untuk menjaga ketertiban, sistem peminjaman sederhana diterapkan agar buku dapat dikembalikan tepat waktu dan dalam kondisi baik.


Meski penuh keterbatasan, semangat Ibu Husna tidak pernah surut. Ia berharap inisiatif taman baca ini bisa terus berkembang dan pada akhirnya melahirkan ruang belajar yang lebih terstruktur, tempat anak-anak bisa memperoleh ilmu, baik dari buku maupun dari pengalaman langsung. Ia juga ingin mendorong partisipasi lebih besar dari masyarakat, khususnya dalam kegiatan pelestarian lingkungan, melalui pembentukan kelompok-kelompok yang fokus menjaga kebersihan desa.


Dampaknya sudah mulai terasa. Anak-anak yang sebelumnya kurang tertarik membaca, kini menunjukkan antusiasme yang lebih besar, bahkan ada yang mulai belajar bahasa baru. Dengan dukungan yang terus mengalir dari para relawan dan masyarakat, Ibu Husna percaya taman baca ini akan terus menjadi ruang belajar yang bermakna bagi anak-anak Batampang.

bottom of page